Jumat, 17 Juli 2009

Kekuatan Hati Mendobrak Segala Aral Merintang


Apa kata bangsa, negara, dan dunia ketika melihat Indonesia terpuruk di tengah kemajuan era globalisasi?
Bangsa akan menangis…
Negara akan tersenyum…
Dunia akan terguncang…
Ya… itulah Indonesia ketika rakyatnya sedang mengalami kesengsaraan, tetapi pemerintah dan kroni-kroni seperjuangannya masih memikirkan kepentingannya sendiri.



Wacana di atas hanya sepenggal dari beribu alasan para aktivis Indonesia memperjuangkan semua hak-hak rakyat demi tujuan yang pasti, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melihat begitu pentingnya peran aktivis sebagai kontrol sosial pemerintah, sudah selayaknya mereka menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak sejalan dengan akal pikiran manusia. Terkadang ini terjadi pada aktivis-aktivis yang berada pada (hanya beberapa) level komunitas mahasiswa Indonesia. Sungguh bertolak belakang dengan apresiasi seluruh rakyat Indonesia menentang imperialisme negatif yang ditimbulkan karena pemerintahan yang penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Memalukan! Pekik keberanian yang sering mereka bawakan untuk aksi mereka, tidak sama sekali mencerminkan mereka-mereka ini.


Seluruh rakyat dan mahasiswa
Bersatu padu berjuang bersama
Berbekal moral intelektual
Selamatkan Indonesia tercinta



Aktivis mahasiswa yang hanya mendewasakan sikap tetapi tidak mendewasakan otak. Terbukti dengan seringnya mereka mengumbar “kebesaran golongan” mereka sendiri dengan mengesampingkan kepentingan-kepentingan dan atau urusan-urusan yang dianggap lebih prinsipil.


Kedewasaan Hati dan Pikiran Menjadikan Manusia yang Lebih Modern


Kepribadian yang selalu membuat kita hilang akan daya pikir dan imajinasi alam bawah sadar. Tingkat keefektifan kita yang didasarkan pada hati dan pikiran seakan mendobrak suatu benteng kehidupan sosial yang sulit ditembus oleh suatu zaman. Tetapi tidakkah kita berpikir untuk membuka segala nurani yang tertutup oleh kekuasaan dan segala kemunafikan yang dianggap sebagai suatu pembenaran yang hakiki? Itupun tidak sepenuhnya dapat diterima oleh segenap komunitas sekitar. Kepuasan hati pada dasarnya tidak bergantung pada hal-hal yang berbau “kemenangan” belaka, yaitu memperjuangkan suatu sikap ataupun pikiran yang awalnya hanyalah sebuah indoktrinisasi sempit orang-orang tingkat atas. Lihatlah mereka yang memenangkan suatu pergulatan panjang yang diiringi dengan cara-cara yang tak lazim diketahui, didengar, dan dilakukan oleh orang idealis sekalipun. Ini seperti mengesampingkan sisi-sisi demokrasi yang selalu diteriakkan.


Katakan hitam adalah hitam
Katakan putih adalah putih
Untuk kebenaran dan keadilan
Menjunjung totalitas perjuangan



Satu hal yang pasti bahwa masa depan mereka tak kunjung juga direalisasikan dengan hakikat dan motivasi. Kami ini sudah bosan dengan segala kemunafikan yang ada. Dan kami sudah muak dengan segala intervensi dari tingkat atas yang datang bertubi-tubi. Yang kami prioritaskan adalah sebuah masa depan yang cerah, diiringi dengan prestasi-prestasi yang membanggakan lahir batin. Tetapi kami memiliki permasalahan yang dianggap sama oleh yang lainnya yaitu kami kekurangan daya dorong berupa motivasi untuk merealisasikan masa depan. Kehilangan satu efek moral psikis saja adalah penyesalan yang sangat mendalam. Tetapi kami yakin bahwa kami ini yang nantinya lebih unggul dalam segala aspek moral dan kehidupan ini. Biarkan mereka menggila dengan segala perilaku “otak sampah” mereka. Dan hal yang harus diketahui adalah bahwa dalam diri pribadi kami semua yakin dan selalu meyakinkan diri jika suatu hari nanti kami yang akan berhadapan langsung dengan mereka, kami yang akan merubah segalanya. Hingga suatu paradigma baru yang lebih bermutu dan bermakna akan terbentuk karena perbuatan kami itu.

Kita hidup di zaman yang menuntut segala bentuk perubahan dan inovasi dari dalam diri. Seharusnya dan selayaknya kita berpedoman dan berpegang teguh pada apapun yang kita ciptakan melalui perbuatan yang suci. Mungkinkah kita sadari bahwa sesuatu akan terjadi pada diri jika keajaiban tercermin dalam benak sanubari yang hilang karena tertumpuk oleh segumpal “sampah” yang telah lama menumpuk. Segala bentuk penghinaan mereka pada kami merupakan suatu modal untuk mengembalikkan pendirian yang selama ini dianggap salah oleh mereka. Keadaan yang lebih kondusif menjadi dambaan setiap orang. Tetapi keinginan untuk kondusif seperti apa yang diinginkan? Kami sendiri masih menyusun suatu cara dan pemikiran untuk membuat gebrakan yang lebih mantap demi kehidupan yang lebih kondusif tersebut.

Suatu perubahan akan berdampak sangat vital bagi perkembangan pemikiran kita. Membuka segala yang ada di pikiran akan berdampak pada semua perbuatan (berharap) mengarah ke perbuatan positif, yang didasarkan pada berbagai macam inovasi dan kreativitas dari dalam diri. Diharapkan nantinya inovasi dan kreativitas kami akan membuat progres ke depan dalam perjalanan arah tujuan kita semua. Kemunculan imajinasi otak kiri dan kanan akan memperkaya semua wawasan kita. Hingga semangat intelektualitas berhasil mewujudkan integritas yang lebih memadai. Pada nantinya kredibilitas kita sangat diharapkan untuk pembangunan bangsa dan negara serta untuk masa depan yang lebih cerah. Itu yang sangat kami harapkan sejak dini, serta akan menjadi tepat seperti yang disuarakan…


Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta


Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tidak ada komentar: