Kamis, 16 Juli 2009

TIM SUKSES: Tim Untuk Sukses atau Sukses Untuk Tim

Ketika kami tahu bahwa terjadi ketidakwajaran dalam sistem demokrasi di segala aspek kehidupan kampus saat ini, diri ini terasa ingin berlari mencari keleluasaan yang lebih dari sekarang. Intensitas pemikiran yang didasarkan pada unsur balas budi tidak selamanya akan mencapai goal jika hanya memenuhi kemauan seseorang yang belum jelas prospek ke depannya. Suatu kebodohan yang dianggap sebagai suatu pembenaran yang disematkan dalam otak mereka, langsung diapresiasikan dengan bentuk “tim sukses” yang salah satunya diaplikasiakan dalam pemilihan-pemilihan ketua eksekutif kampus.

Memang tim sukses dibentuk untuk membuktikan dukungan penuh bagi calon pemimpin yang dicalonkan. Tetapi mereka mengartikan tim sukses sebagai suatu bentuk rekayasa politik untuk memenangkan pemilihan eksekutif tersebut. Tindakan-tindakan nyata maupun tidak nyata sekalipun mereka lakukan demi suatu pencapain yang dianggap suci, murni, dan tidak melanggar hukum dalam ekosistem lingkungan kampus.

Pemaksaan kehendak yang sangat tajam terjadi di dalam sistem ini. Kami sendiri menyadarinya dan inginnya menggoyang kepala mereka. Tetapi apa daya mereka jelas memiliki batalyon siap tempur, belum lagi adanya sokongan “mesiu” yang begitu dahsyat datang dari petinggi-petinggi mereka.

Kemalangan akan akhir dari suatu ketidakjujuran dalam diri membuat segalanya menjadi buruk tidak karuan. Kami merasa bahwa bangsa ini nantinya akan semakin suram jika kaum mudanya tidak segera merubah pola pikirnya. Demokrasi yang sebenarnya terjadi hanyalah sebuah fiktif belaka. Tidak sejalan dengan para petinggi negeri ini dahulu ketika mereka bersusah payah menegakkan demokrasi dengan cara membela kepentingan rakyat.



Rakyat pasti menang! Rakyat pasti menang! Rakyat pasti menang!


Pekik pemberontakkan seperti itu membahana di seluruh penjuru negeri. Jelas rakyat pasti akan selalu menang nantinya. Tapi kapan bisa terealisasikan tidak ada yang memprediksi. Hampa, kosong, sunyi tanpa pembelaan berarti. Pemuda-pemuda yang melabelkan dirinya “aktivis” tidak pernah menyinggung aspirasi rakyat dalam segala perjuangannya. Kepentingan golongan lebih mereka pentingkan. Mereka takut label “aktivis” yang ada di dadanya dicabut kembali oleh petinggi-petinggi mereka. Sungguh pengecut. Sesungguhnya kemuliaan ada di dalam diri jika mampu mengaplikasikan pemikiran-pemikiran murni dari intelektualitas, bukan dari ilmu yang berasal dari orang atau kaum yang belum ada kejelasannya, apalagi itu adalah ilmu kotor.

Apa yang bisa mereka lihat di masa depan mengenai bangsa ini dengan pemikiran-pemikiran mereka? Hanya mereka yang bisa menjabarkannya. Tapi yang jelas, dapat dilihat melalui sikap dan moral mereka bahwa bangsa ini pada masa depan, di mata mereka, menjadi bangsa yang aristokrat di mana golongan yang besar dan kuat yang akan berkuasa di negeri ini. Terbayang mengerikan memang di saat rakyat membutuhkan kelapangan hati dan pikiran, terbebas dari segala penindasan. Perjuangan mahasiswa idealnya harus bersinergi dengan kepentingan rakyat yang aspiratif.


Kami mahasiswa Indonesia bersumpah…

Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan

Kami mahasiswa Indonesia bersumpah…

Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan

Kami mahasiswa Indonesia bersumpah…

Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan


Di era perjuangan reformasi saat ini, sumpah tersebut seharusnya menjadi tombak bergeraknya para mahasiswa Indonesia untuk segera membela kepentingan rakyat. Sakralnya ucapan mahasiswa zaman reformasi yang direalisasikan menjadi “Sumpah Mahasiswa Indonesia” seharusnya menjadi pendorong semangat bertempur mahasiswa untuk mengatasnamakan jeritan hati rakyat di tengah jeratan pemerintahan yang dinilai menginjak hak-hak rakyat dan sekaligus menginjak hak-hak para kaum mudanya (mahasiswa). Kami semua tidak ingin otorita di negeri ini menjadi sewenang-sewenang layaknya zaman orde baru. Kami semua tidak ingin negeri ini dipenuhi dengan unsur kediktatoran yang jelas-jelas telah membinasakan kepentingan rakyat. Maka dari itu, kami berusaha untuk selalu menanamkan jiwa nasionalisme yang kuat serta menumbuhkembangkan pikiran intelektual kami agar tidak terjerumus ke dalam jurang yang dibuat-buat oleh penguasa yang hanya memikirkan kepentingan golongan. Yang jelas, di masa depan kami para kaum muda adalah orang-orang yang akan meneruskan perjalanan negeri ini ke arah yang telah dikorbankan dan diinginkan rakyat selama ini. Bukankah kedaulatan tertinggi di negeri ini ada di tangan rakyat? Ya, itulah yang menjadi tolok ukur kami untuk ke depannya.

Kembali pada wacana tim sukses bahwa tim sukses seharusnya menjadi suatu realita yang mencerminkan kumpulan orang dalam mengedepankan suara yang akan diemban. Dengan kata lain, tim sukses berarti mementingkan seluruh struktur dasar dari masyarakat yang tidak membedakan strata, lapisan, dan golongan sekalipun. Semua adalah sama. Semua adalah satu. Semua tidak bisa dipecahkan. Semua ada dalam satu suara. Semua bersatu sehati mewujudkan segala aspirasi. Semua menjadi kekuatan penuh demi tercipta suatu cita-cita yang suci, INDONESIA ADIL, MAKMUR, DAN SEJAHTERA. Sungguh mulia kaum muda yang berpikir seperti itu. Tapi adakah para pemuda yang seperti itu di tempat kami berpijak ini?

Tidak terhitung oleh waktu manusia yang berpikir kritis dan cerdas menjadi suatu panutan bagi yang lainnya. Kami semua mempunyai pikiran ke arah itu. Mewujudkan literatur alami demi terciptanya idealisme yang kuat menjadi target kami selanjutnya agar tercipta suatu keseimbangan moral dan tingkah laku. Itu semua kami perjuangkan karena dapat membangkitkan keleluasaan pemikiran yang akan menjadi modal kuat untuk menjalankan strategi-strategi berbangsa dan bernegara yang baik dan benar. Dengan berpedoman pada amanah yang ada di Pancasila, berusahalah untuk selalu memberikan progres yang mantap untuk Indonesia tercinta.

Terngiang ucapan Soekarno, “Kalian beri aku seorang pemuda, maka aku akan mengguncang dunia. Kalian beri aku 10 orang pemuda, maka aku akan merubah dunia.” Terdeskripsi dengan jelas sebegitu pentingnya peran pemuda dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perjalanan baik buruknya suatu bangsa dan negara bergantung pada pemikiran kaum mudanya. Pada dasarnya negara telah berkorban penuh untuk kemajuan pemuda-pemudinya. Kini kembali kepada para pemudanya ingin mengaplikasikan seperti apa bangsa dan negaranya. Masih mungkinkah unsur balas budi diungkap dan dimunculkan kembali ke permukaan? Jawablah di dalam hati dan pikiran kita yang cerdas. Nurani berbicara agar hati, pikiran, dan tubuh kita sekaligus mentransformasikan seluruh ilmu yang telah kita dapatkan.

Kejayaan Indonesia akan terwujud di kala mentari menyinari seluruh strata, lapisan, dan golongan masyarakatnya. Semoga pemikiran cerah bermunculan di masa ketika rakyat menjadi tumpuan bagi perkembangan negeri ini. Idealisme yang jernih menjadi kekuatan utuh untuk melawan segala gempuran dari dalam maupun dari luar. Negara yang kuat adalah negara yang berani membela rakyatnya di tengah ancaman dunia yang semakin hebat saat ini dan mungkin akan jauh lebih dahsyat di masa depan. Yakinlah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia mampu seperti itu!


Hidup Rakyat!!! Hidup Rakyat!!! Hidup Rakyat!!!

Dan...

Hidup Mahasiswa Indonesia!


Perjuangannya kita beserta rakyat tidak akan pernah berhenti di tengah badai dan terpaan angin yang begitu kencangnya. Karena kita semua adalah…

SATU KOMANDO SATU PERJUANGAN

Tidak ada komentar: