Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Diri. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Juli 2009

Logika..

Sebenarnya...

Ketidakakuratan hati dan pikiran berakibat pada menurunnya eksplorasi diri
Sungguh memalukan di tengah zaman yang menuntut segala perubahan
Aku tahu yang aku pikirkan karena aku bisa melihat sekelilingku
Diri ini serasa ingin berlari jika melihat itu semua

Dan...

Ketika suatu logika dibenamkan oleh suatu pemikiran
Saat itu nyali akan menghilang bersama kemunafikan
Ketika suatu masa dijerumuskan oleh suatu kebohongan
Saat itu raga ini bergejolak mengikuti hati pikiran

Serta...

Pantaskah dunia ini jika ketidakwarasan mengambil alih
Adilkah dunia ini jika kesombongan menampuk tinggi di udara
Hebatkah dunia ini jika kehinaan selalu datang menyusuri relung hidup
Relakah dunia ini jika segala yang buruk bercokol di hati sanubari

Sehingga...

Kemurnian menjadi milik Tuhan
Keabadian menjadi sebuah impian
Keikhlasan menjadi hal yang manusiawi
Ketulusan menjadi sifat yang ada
Kesucian menjadi dambaan setiap manusia

Kamis, 16 Juli 2009

Realisasi Dalam Masa Depan

Aku seseorang berkaca mata yang selalu murah senyum, berkeinginan memiliki emosional kuat dan intensitas untuk selalu maju mengikuti perkembangan zaman. Tidak ada pesan yang mampu diperoleh jika ketulusan yang diemban merusak segala iman dan keyakinan dari dalam diri. Ini berlaku jika seseorang itu menyukai hal-hal yang tidak dimengerti oleh orang lainnya. Sesungguhnya aku menyukai segala hal asalkan itu dilandasi oleh nalar akal pikiran manusia yang ideal, tidak didasarkan pada definisi sempit yang tidak tahu apa sebenarnya realisasi hidup itu. Keinginan untuk menjadi hebat di masa depan selalu terngiang di kepalaku. Karena, menurutku, masa depan itu luar biasa sekali jika direalisasikan. Impian yang sudah terbayang sejak dini akan jauh lebih indah ketika impian itu diwujudkan dengan kenyataan yang sesuai realitas di masa depan. Aku berusaha untuk mewujudkannya dengan segala pemikiran dan perbuatanku yang kurasa menjadi berkah tersendiri menuju perjalanan hidupku. Biarkan orang menilaiku seperti apa. Karena dengan penilaian positif/negatif dari orang lain akan menjadi tolok ukur yang ideal untuk aku berjalan di koridor yang benar. Aku bisa tahu yang aku rasakan saat-saat ini, baik pahit maupun manis, karena aku sedang learn by doing untuk mempunyai interaksi yang kuat di dalam suatu komunitas bermasyarakat. Nilai-nilai luhur dari moral yang aku miliki semoga menjadi idaman dalam semua tingkah lakuku. Saat ini aku raih semua intensitasku sebagai mahasiswa. Kelak nanti jika diperkenankan secara etika, modal berhargaku ini bisa aku aplikasikan dalam urusan karirku. Aku tidak menyangka menjadi seperti ini sekarang. Entah kenapa aku dinilai seperti orang beridealisme, meskipun tidak sekuat orang-orang yang lebih idealis lainnya. Jika aku melihat ke belakang, begitu banyak "cercaan dan hinaan" yang telah menimbun lama dalam diriku dan kini telah aku tinggalkan. Sekarang aku menatap ke depan. Langkahku berjalan ke depan selangkah demi selangkah. Aku takut jika tersandung lalu terjatuh nantinya. Tapi aku berusaha menguatkan diri kalau itu semua tidak mengapa, karena itu telah menjadi simpul kehidupanku unutk melangkah, serta menjadi motivator untuk aku bangkit kembali. Sesungguhnya ketegaran hati dipertaruhkan ketika diri kita mengalami jatuh bangun. Seberapa kuat raga ini menopang tubuh. Seberapa hebat hati ini menahan derita. Itulah tolok ukur kita untuk menjadi manusia yang kuat dan bermutu rohani maupun jasmani. Aku ingin itu! Semua orang inginkan seperti itu. Aku pun juga ingin seperti itu.

Akankah aku mampu meraihnya? Apa itu hanya khayalan tingkat tinggi belaka bagi diriku? Hanya Tuhan Yang Maha Esa yang mampu memberi yang terbaik untuk diriku ini. Semoga Dia memberkatiku dan orang-orang dekatku juga.

Pola Pikir Manusia

Semua orang mungkin akan merasa bosan melihat sekelilingnya yang tak pernah berubah. Begitu juga dengan diriku ini. Sampai di mana suatu harapan akan tumbuh ketika hati ini hanya bisa membisu. Saat dilahirkan ke dunia ini yang aku tahu adalah aku diproyeksikan untuk tumbuh menjadi seseorang yang hebat dari yang lain. Tapi seberapa besar kemampuanku ataupun kita sebagai manusia biasa untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Siapapun akan tahu bahwa suatu kelahiran merupakan sebuah awal untuk mengarungi lautan yang luas dengan sebuah perahu dan dayung yang siap kita kendarai seorang diri, yang sejatinya tanpa ada bantuan dari siapapun dan atau apapun. Mungkinkah kita sadar jika suatu aral merintang siap menerjang kita di depan. Mungkinkah kita tahu jika kekuatan alami dari diri kita sebenarnya mampu untuk melawan aral merintang tersebut. Itu semua bergantung pada kemauan manusia untuk terus mengeksplorasi dirinya terhadap lingkungannya untuk meyakinkan pada semua bahwa manusia adalah makhluk sosial.


Terbayangkan jika selamanya di dunia ini manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Tidaklah heran jika banyak pertempuran terjadi di sana sini, tanpa mempedulikan nyawa membabi buta menghabisi yang lainnya. Memang benar bahwa manusia menjadi ancaman bagi manusia yang lainnya untuk berkembang. Itu jelas sekali jika dicontohkan yang sangat ekstrim sekali dalam hidup ini. Misalkan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu atau ingin mencapai tujuan tertentu dan berusaha keras untuk terus merealisasikan hal tersebut menjadi kenyataan, tetapi pasti ada orang lain yang akan menghalanginya atau selamanya tidak akan senang dengan pencapaiannya sepanjang masa. Dengan berbagai cara “manusia pengganggu” ini akan dibinasakan agar keinginan orang yang memiliki tujuan tersebut bisa terwujud. Sungguh sadis bukan? Ya, memang kenyataan di dunia ini yang seperti itu.


Apa dasar dia membinasakan sesamanya?

Menurutku itu pola pikirnya yang membuat dia seperti itu. Seseorang akan merasa risih jika kebebasannya terusik. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan untuk mencapai apa yang diinginkan. Otak akan mentransformasikan keinginannya menjadi suatu realita yang harus ditempuh dan dijalani. Otak akan mengirim pesan kepada seluruh jasmani dan rohani untuk segera bertindak apapun juga asalkan keinginannya tercapai. Bahkan melampaui batas kemampuannya pun akan dilakukan. Luar biasa orang seperti ini.


Lalu, apa hubungannya ya dengan pola pikir manusia?

Pola pikir manusia didasarkan atas pemikiran dan analisa manusia terhadap kepekaannya pada sesuatu hal, bagaimana dia menghadapi sesuatu dan bagaimana dia menyelesaikan masalah tertentu. Orang akan mengerti jika terkadang suatu keinginan apapun memang harus ada pengorbanan dan ada yang dikorbankan. Orang juga akan berpikir bahwa dia akan bertindak menurut analisanya atas proses dari suatu tujuan yang diyakininya benar. Pola pikir akan mengalahkan segalanya. Tidak ada yang bisa menghentikan karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang berpikir, maka dari itu terus mengandalkan pola pikirnya. Pada contoh kasus di atas, manusia menghabisi sesamanya karena mengikuti pola pikirnya. Dia akan berpikir bahwa orang yang menghalanginya lebih baik disingkirkan daripada menjadi pengganggu selamanya dalam kehidupan yang dijalaninya tersebut. Pemikiran yang sederhana bukan? Sederhana tapi berdampak sosial yang sangat besar.


Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana keyakinannya terhadap Tuhan? Bukankah ajaran agama manapun melarang umatnya untuk saling membunuh? Jawaban yang pasti sudah jelas, karena pola pikir. Sudah dikatakan bahwa pola pikir mengalahkan segalanya. Apalagi jika seseorang yang tidak memiliki iman yang kuat terhadap keyakinannya. Orang menghabisi sesamanya yang dianggap sebagai penghalang hanya untuk agar pencapaiannya dapat terealisasi dengan baik. Tujuan yang diyakininya luar biasa dan baik untuk dirinya dan (mungkin) untuk orang-orang terdekatnya akan menjadi suatu kedamaian hidup di dunia. Pada Perang Dunia II, Adolf Hitler banyak membunuh umat manusia di dunia, sehingga sampai saat ini orang terus berpikir apakah Hitler memang tidak memiliki agama. Hitler berpikir bahwa lebih baik membunuh banyak umat manusia (yang dianggap pengacau) sehingga kedamaian dunia akan cepat terwujud daripada mengikuti perintah agama, untuk tidak membunuh, tetapi akan menimbulkan kekacauan massal di dunia. Analisa Hitler yang berkata seperti itu.


Pola pikir mengalahkan semua perintah agama, karena seseorang berpikir jika mengikuti perintah agama maka keinginannya (menurutnya) akan jauh dari harapan dan waktu yang ditempuh untuk suatu keinginan tersebut akan berlangsung lama. Manusia yang beriman pasti meyakini bahwa Tuhan akan memberi sesuatu kepada manusia berdasarkan kemampuan dan kondisi yang dimiliki manusia yang bersangkutan di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Pasti tidak mungkin Tuhan memberi suatu kenikmatan dunia jika manusia tersebut tidak sanggup untuk menjalaninya. Semua itu berdasarkan pada keimanan dan ketakwaan manusia terhadap Tuhan.


Akhir dari sebuah penantian bahwa cara yang paling terpuji untuk mencapai suatu tujuan yang luar biasa adalah terus berusaha untuk suatu tujuan yang benar sesuai jalan Tuhan, selalu bersyukur pada Tuhan dengan apa yang sudah didapat sampai saat ini, dan berserah diri kepada Tuhan atas segala kejadian yang menimpa pada diri manusia. Cara-cara seperti itu semoga tidak hanya mencapai kedamaian hidup di dunia dan di akhirat nanti, tetapi juga kedamaian di jiwa, hati, dan pikiran. Tetapi harus selalu diingat untuk hati-hati bermain dengan pola pikir manusia. Salah berpikir dan menganalisa, maka kerugian akan menimpa kehidupan manusia di dunia. Semoga kita adalah manusia yang selalu diberkati Tuhan. Amin!